Kayu kamper merupakan salah satu kayu komersil yang banyak digunakan di Indonesia. Kayu asal Kalimantan ini memiliki nama latin Cinnamomum camphora dan berasal dari Asia Tenggara. Namun saat ini budidaya tanaman kamper telah dilakukan di wilayah tropis dan subtropis. Ukuran pohin yang dihasilkan secara umum akan mencapai angka 20 hingga 30 meter dengan diameter 0,6 hingga 1,2 meter.
Ciri-ciri Kayu Kamper
1. Warna: Antara bagian gubal dan teras tidak menunjukkan perbedaan signifikan meski bagian gubalnya lebih pucat. Warna kayu terasnya sendiri biasanya coklat muda dengan aksen tambahan kemerahan hingga keabu-abuan. Streak atau semacam loreng kadang-kadang juga tampak.
2. Pola Serat: Didominasi pola serat kayu lurus atau bergelombang.
3. Tekstur Kayu: Tekstur terasa agak kasar ketika diraba. Tingkat kilaunya medium.
4. Keawetan Kayu: Berdasarkan tingkat keawetannya, kamper merupakan kayu yang awet dan tahan lama. Bahkan kayu ini memiliki resistensi pada hama insekta tertentu. Namun agar proteksi pada kayu benar-benar baik, disarankan tetap dilakukan treatment pengawetan.
5. Kemudahan Pengerjaan: Tingkat kesulitan pengerjaan kayu ini tergolong moderat. Beberap area kayu memang sulit diolah. Namun demikian secara umum kayu ini tidak menyulitkan hingga memasuki tahapan pengeleman dan pengecatan sekalipun.
6. Efek Alergi dan Keracunan: Champor wood dapat menyebabkan beberapa gangguan kesehatan pada paparan intens dan terus menerus. Kayu ini bisa menyebabkan iritasi kulit dan saluran pernafasan hingga rasa pusing serta mual-mual. Bagi Anda yang memiliki alergi khusus, waspadalah terhadap kayu ini.
7. Bau: Kamper memiliki bau yang sangat khas. Ekstrak dari pohon ini pun bahkan telah lama diolah untuk membuat berbagai macam produk seperti pembuatan vinir, kusen pintu, hingga catur.